Salah satu risalah yang
diemban oleh seorang guru adalah tugas untuk mendidik manusia, menciptakan
manusia yang memiliki SDM yang berkualitas lagi bermutu. Sebagai pendidik, guru
juga memiliki risalah menjadikan para santri memiliki karakter dan akhlak yang
mulia.
Mendidik itu adalah how to touch?, yaitu
bagaimana kita memberikan sentuhan-sentuhan kepada santri.
Ada 4 macam sentuhan,
yaitu: Sentuhan Intelektual, Sentuhan Pergerakan, Sentuhan Wawasan dan Sentuhan
Ruhiyah Batiniyah.
A. Sentuhan intelektual
Guru selain mengajar,
harus tetap belajar. Jangan sampai intelektualitas keilmuannya kalah dengan
santrinya. Perbanyaklah baca buku dan mencari referensi-referensi tambahan
sebagai bahan ajar. Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama
Guru apalagi pendidik
harus nampak sebagai seorang intelektual. Jangan kelihatan seperti orang bodoh
dan kosong otaknya. Apalagi daya nalarnya rendah. Karena intelektualitas itu
erat kaitannya dengan daya nalar, daya telaah, daya analisis.
Intelektualitas guru
akan sangat berpengaruh pada santri. Jika gurunya intelek, maka santrinya
insyaAllah juga intelek. Itu secara otomatis terjadi transformasi. Itulah
sentuhan intelektual.
B. Sentuhan Pergerakan
Ingat bahwa, Apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan oleh santri adalah pendidikan. Maka, harus
selalu bergerak dan pergerakannya menjadi contoh dan teladan bagi santri.
Dengan bergerak, kita akan mendapatkan keberkahan.
Jika guru aktif, dinamis
dan progresif, maka akan memacu santri untuk aktif dan dinamis pula. Jangan
pasif dan nganggur. Di pondok ini semuanya bergerak; tidak ada yang pasif.
Pimpinan pondok terus bergerak mulai dari mengatur kehidupan pondok, mengevaluasi,
mensupervisi, mengelola masyarakat, membina guru-guru dan lain sebagainya.
Guru-guru juga bergerak aktif: Bagian Pengasuhan, Bagian KMI, Bagian ADM, dan
lain sebagainya semuanya bergerak aktif dan dinamis.
C. Sentuhan Wawasan
Wawasan guru harus kuat
dan luas. Guru harus banyak membaca berita baik di koran, internet, majalah dan
lainnya. Selain itu, guru juga harus terbuka dan peka terhadap informasi dan
dinamika kehidupan di luar.
Jangan sampai guru
ketinggalan berita, apalagi sampai tidak paham tentang apa yang terjadi pada
umat dan bangsa dewasa ini.
D. Sentuhan Ruhaniyah
dan Batiniyah
Adapun sentuhan
ruhaniyah dan batiniyah adalah dengan mendoakan santri-santri di waktu-waktu
mustajab, minimal kepada anggota kelasnya bagi wali kelas. Sebut satu per satu
anak-anakmu dalam doa-doamu. Doa guru kepada santrinya adalah mustajab,
sebagaimana doa orang tua kepada anaknya.
Selain itu, guru juga
harus kuat wirid dan dzikirnya serta meningkat ibadahnya. Guru harus nampak
sebagai pribadi yang saleh dan taat beribadah. Kalian adalah cermin bagi santri
semuanya. Ingat bahwa segala bentuk ibadah di pondok ini seperti shalat, wirid,
doa dan puasa sunnah bukan sebatas ibadah, namun di dalamnya ada unsur
pendidikan bagi para santri.
Termasuk sentuhan
batiniyah adalah dengan sentuhan fisik seperti jabat tangan. Tradisikan santri
menjabat tangan guru saat bertemu, dan setiap santri yang menyentuh tanganmu
selipkanlah satu doa untuknya. Saya sudah bersumpah bahwa tidak ada seorang
santri pun yang menyentuh tanganku kecuali aku bacakan untuknya doa, dzikir
atau sholawat. Insya Allah dengan itu bisa nyetrum batiniahmu dengan mereka;
setruman jiwa, setruman keikhlasan, dan setruman keridhaan.
Kalau pengajar itu hanya
memberikan pelajaran dan maklumat saja. Tapi, sebagai pendidik ada nilai,
akhlak dan ilmu yang diberikan kepada santri. Maka, 4 sentuhan itu harus menjadi
jiwa seorang pendidik.
Menjadi guru adalah
pilihan hidup. Berangkatnya dari keterpanggilan, bukan keterpaksaan atau
desakan. Karena profesi guru adalah keterpanggilan untuk mendidik dan
mengajar, apabila diniati dan dikerjakan dengan sungguh-sungguh akan melahirkan
Ruuhul Mudarris atau jiwa guru. "Wa ruuhul mudarris ahammu min mudarris
nafsihi" (jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri).Maka, istiqomahlah
atas pilihah menjadi guru yang punya tugas dan fungsi mendidik manusia dan
menyiapkan generasi masa depan.
Ke depan, walikelas dan
walikamar serta seluruh guru harus banyak memberikan sentuhan-sentuhan
pendidikan kepada santri. Harus ada transformasi nilai-nilai dan setruman
falsafah serta visi misi pondok kepada para santri.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.